.....::::: SELAMAT DATANG, SEMOGA ANDA PUAS DENGAN IRFANNOLNAM YANG POLOS DAN APA ADANYA :::::.....

Minggu, 11 Desember 2011

HADIS TENTANG RIBA DAN PENIMBUNAN

Riba??? Tentu kita tidak asing dengan kata tersebut,,Riba pada dasarnya berartikan tambahan,, nah…inilah yang menjadi permasalahan,, tambahan yang seperti apa yang tidak diperbolehkan dalam Islam???
Berikut juga pembahasan Penimbunan,, bagaimana hokum Menimbun??? Lalu bagaimana cara meghindarinya???
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai berikut…

·         وعن عبادة بن الصامت رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الذهب بالذهب, والفضّة بالفضّة, والبرّ بالبرّ, والشعير بالشعير, والتمر بالتمر, و الملح بالملح, مثلا بمثل, سواء بسواء, يدا بيد, فإذااختلفت هذه الاصناف فبيعوا كيف شئتم إذا كان يدا بيد. رواه مسلم
·         عن جابر رضي الله عنه قال: لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم اكل الربا, وموكله, وكاتبه, وشاهديه, وقال: هم سواء. رواه مسلم
·       عن معمر أنّ النبيّ صلى الله عليه وسلم قال: من احتكر فهو خاطئ. رواه أبوداود والترمذي ومسلم

PENJELASAN TAMBAHAN:
(Hadis Pertama)
الربا في اللغة الزيادة, وفي الشريعة هو فضل مال بغير عوض في معاوضة مال بمال.
Riba dalam pengertian bahasa adalah tambahan atau kelebihan sedangkan dalam pengertian syara’ adalah kelebihan harta atau tambahan harta tanpa ganti atau konpensasi yang terjadi dalam pertukaran harta dengan harta. Contoh yang bukan riba seperti hibah.
الربا قسمان: ربا فضل و ربا النسيئة, فربا الفضل كما جاء بيانه في الحديث المذكور هو ان يباع درهم بدرهمين او دينار بدينارين.
Riba dibagi menjadi dua: riba fadhl dan riba nasiah, penjelasan riba fadhl saperti yang terdapat pada hadis di atas, seperti satu dirham dijual dengan dua dirham atau satu dinar ditukar dengan dua dinar.
ثم اختلاف العلماء عن حرمة هذاالربا: هل هي مقصورة على الاشياء الستة المذكورة في الحديث ام غيرمقصورة عليها. فقال نفاة القياس على ان الحرمة مقصورة على هذه الاشياء ستة. وقال ابو حنيفة و مالك و الشافعي و احمد و جمهور الفقهاء على ان الحرمة غير مقصورة عليها لان الحرمة فيها ثبتت العلة. فتتعدى الحرمة الى كل ما توجد فيه العلة.(تفسير ايات الاحكام 162-1)
Para ualama berbeda pendapat tentang keharaman riba fadhl ini. Dari segi apakah hanya terbatas dalam enam barang yang disebutkan dalam hadis ataukah tidak terbatas pada enam barang tersebut. Ulama yang anti kiyas hanya terbatas enam saja (fuqaha adl-adlahiriyyah). Lalu Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, Ahmad, dan jumhur ulama fikih, tidak hanya terbatas enam saja, karena keharaman enam jenis itu ada illatnya yang sama.
قال الشافعية ان العلة في الذهب والفضة هي اتحاد الجنس مع النقدية وفي الاشياء الاربعة الباقية التحاد الجنس مع الطعام.
Contoh sama illatnya, menerut Syafi’iyyah: untuk emas dan perak itu sama jenisnya dan merupakan alat tukar. Adapun yang empat terakhir itu sama jenisnya dan merupakan makanan.
Adapun riba nasiah adalah riba yang sudah banyak dikenal dalam kalangan masyarakat arab, di mana mereka menyerahkan harta untuk diambil kembali setiap bulan dalam jumlah tertentu dan setelah jatuh tempo, orang yang berpiutang meminta kembali pokok harta secara penuh, jika tidak maka orang yang berpiutang menambah waktu dan menambah jumlah yang harus dikembalikan.

(Hadis Kedua)
اللعنة: الابعاد عن الرحمة وهي دليل على اثم من ذكر و تحريم ما فعلوه.
Laknat adalah menjauhkan rahmat, memperjauh dari rahmat. Ini menunjukkan bahwa pelaku-pelaku tersebut itu berdosa dan perbuatannya yang dilakukan itu haram.
Yang disebutkan dalam hadis ini adalah makan, bukan hanya terbatas makan yang masuk perut akan tetapi semua yang meliputi pemanfaatan riba, apabila yang disebutkan makan karena yang paling dominan pemanfaatannya.

(Hadis Ketiga)
Ihtikar adalah membeli sesuatu kemudian menahannya agar persedian barang itu menjadi sedikit di kalangan manusia. Sehingga harga menjadi tinggi dan masyarakat mengalami madharat karenanya. Akan tetapi jika tujuan penimbunannya dengan landasan demi kemaslahatan umat itu dibolehkan. Seperti pada masa nabi Yusuf yang menimbun selama tujuh tahun, hal tersebut dilakukan karena tujuh tahun kedepan akan terjadi musim paceklik.
Ulama mensyaratkan tentang ihtikar yang diharamkan:
-          Barang yang ditimbun itu adalah barang dibutuhkan selama satu tahun.
-          Dia memang menunggu waktu terjadinya peningkatan harga, agar dia bisa menjualnya dengan harga tinggi karena manusia sangat membutuhkannya.
-          Dilakukan pada saat manusia sangat membutuhkan barang tersebut.

PESAN:
·         Riba → keuntungan tanpa resiko (الغنم بلا غرم)
·         Ihtikar → merekayasa suplay atau penyediaan barang