Pasti ente semua masih bertanya-tanya,
bagaimanakah hukumnya seorang muslim melakukan transaksi dengan orang non
muslim khususnya dalam hal sewa menyewa,,
Nah,, hadis-hadis berikut ini sedikitnya menjelaskan bagaimanakah
proses dan hukumnya seorang muslim bertransaksi dengan non muslim,,
Dalam hadis-hadis ini juga menjelaskan
bagaimana seharusnya penyegeraan upah itu dilakukan,,oke langsugn saja hadis-hadisnya sebagai berikut:
·
عن
عروة بن الزبير أن عائشة رضي الله عنها زوج النبي صلى الله عليه و سلم قالت:
استأجر رسول الله صلى الله عليه وسلم وأبو بكر رجلا من بنى الد يل هاديا خريتا، وهو على دين كفار قريش، فدفعا إليه راحلتيهما وواعداه غار ثور بعد ثلاث ليال
فأتاهما براحلتيهما صبح ثلاث" / أخرجه
البخاري
·
أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم دفع إلى يهود خيبر نخل خيبر وأرضها على أن يعتملوها
من أموالهم، وله شطر ثمرها (أخرجه مسلم)
·
وعن
ابن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أعطوا اَلأجير أجره قبل أن يجف عرقه / رواه
ابن ماجه
PENJELASAN:
Hadis pertama
terkait dengan ketika Rasulullah Hijrah ke Madinah, yang mana perjalanannya
tidak wajar, maksudnya jalan yang dilewati bukan jalan yang semestinya dilewati.
Oleh sebab itu Rasulullah menyewa seseorang sebagai penunjuk jalan.
الرجل من بنى الديل
هو عبد الله بن أريقط
Rajul yang dimaksud dalam hadis ini adalah Abdullah bin Uraiqith.
الخرّيت هو الماهر
بالهداية
Al-Khirrit adalah orang yang ahli menjadi petunjuk jalan (navigator).
Ibnu Mundzir mencoba menyebutkan isi dari hadis ini, menurutnya ada tiga
penjelasan:
-
Menjelaskan tentang sewa menyewa dengan orang
muslim terhadap orang kafir, untuk menjadi petunjuk jalan.
-
Menjelaskan tentang dua orang menyewa satu orang
untuk melakukan satu pekerjaan bagi dua orang yang menyewa.
-
Menjelaskan tentang sahnya akad ijarah sebelum
waktu pelaksanaan kerja.
واجاز مالك واصحابه استئجار الاجير على ان يعمل بعد يوم او
يومين او ما قرب. وهذا اذا نقده الاجرة
Catatan dari Imam Malik bahwa menyewa
seseorang untuk melakukan pekerjaan setelah satu atau dua hari atau waktu yang
dekat itu boleh, dan ini apabila ujrahnya sudah dibayar.
قال المهلب: وفيه من الفقه ائتمان اهل الشرك على السر
والمال اذا علم منهم وفاء ومروءة
Al-Mahlab memahami dari hadis ini diproleh
pengertian bahwa orang musyrik boleh diberi kepercayaan menyangkut rahasia dan
harta, jika diketahui bahwa mereka dapat atau memiliki kemempuan untuk
memenuhinya dan memiliki kepribadian yang baik.
Berdasarkan hadis ini kebanyakan fuqaha
membeolehkan menyewa orang-orang musyrik dalam keadaan darurat atau tidak. Imam
Bukhari berpendapat: hal itu boleh apabila tidak ada orang Islam, apabila ada
maka tidak boleh. (bahwa Rasulullah mempekerjakan penduduk Khaibar untuk
menggarap tanah di sawah karena tidak ada orang Islam, karena tidak dapat
menggantikan peran mereka untuk
menggarap tanah itu sampai Islam kuat dan tidak butuh pada mereka dan kemudian
Umar bin al-Khattab mengusir mereka. (pengusiran yang dilakukan oleh Umar
dikarenakan orang Yahudi kurang profesional dalam perjanjian).
Hadis kedua
Hadis kedua menguatkan apa yang telah
disampaikan oleh Bukhari pada penjelasan hadis pertama (akan tetapi pendapat
yang paling kuat pendapatnya kebanyakan ulama) mengenai penggarapan kebun atau
tanah di mana hasilnya dibagi dua.
Hadis Ketiga
Al-Ijarah diambil dari kata al-Ujru, yang
berartikan iwad (kompensasi, upah, ongkos). Ijarah adalah akad atas manfaat
dengan iwad (akadnya berkenaan dengan manfaat kemudian ada iwadnya.)
الاجارة مشتقة من الاجر وهو العواض, وفي الشرع: عقد على
المنافع بعواض
والمالك الذي يؤجر المنفعة يسمى مؤجرا
والطرف الاخر الذي يبذل الاجر يسمى مستأجرا
والشيء المعقود عليه, اي المنفعة يسمى مأجورا
البذل المبذول في مقابلة المنفعة يسمى اجر و اجرة
Pemilik yang menyewakan manfaat disebut
mu’jir, sementara pihak lain yang membayar iwad dinamakan musta’jir, sesuatu
yang dijadikan objek akad (manfaat) disebut ma’jur, sedangkan iwad yang
dibayarkan sebagai imbangan manfaat itu disebut ujrah.
Apabila akad ijarah sudah sah maka musta’jir
berhak atas manfaat, sedangkan mu’jir berhak atas upah.
Dalam hadis ini ada dalil bahwasannya wajib
atas musta’jir untuk membayar kepada yang disewa atau yang menyewakan ongkosnya
(uang sewanya) segera setelah musta’jir memiliki manfaat yang disewakan dengan
segera, kecuali jika kedua belah pihak menyepakati sesuatu yang lain.
Kesimpulan ini diperkuat oleh sabda Nabi, “penundaan yang dilakukan oleh orang
kaya adalah kedholiman”.
PESAN:
- Bukan hanya sewa menyewa, akan tetapi semua
bentuk muamalah dengan non Islam itu boleh, kecuali ada persyaratan lain.
-
Memberi kepercayaan pada orang musyrik boleh
asal dia bisa dipercaya.
- Penyegeraan ganti, berhubungan kepada semua
muamalah, kecuali ada yang dipersyaratan.