Ente-ente yang masih bertanya-tanya
tentang apa saja sih barang yang diharamkan untuk diperjualbelikan??? Lalu bagaimana
caranya agar bisa diperjualbelikan,,,
Hadis ini sedikit member penjelasan
tentang barang yang haram untuk diperjualbelikan,,
Juga menjelaskan tentang patung-patung
yang bagaimana yg dilarang diperjualbelikan,,,
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه انّه سمع رسول الله صلى الله
عليه وسلم يقول عام الفتح وهو بمكة : إنّ الله ورسوله حرّم بيع الخمر والميتة
والخنزير والاصنام. فقيل يا رسول الله أرأيت شحوم الميتة فإنها تطلى بها السفن
وتدهن بها الجلود ويستصبح بها الناس؟ فقال: لا, هو حرام, ثمّ قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم عند ذلك: قاتل الله اليهود, إن الله تعالى لمّا حرّم عليهم شحومها
جملوه, ثمّ باعوه فأكلوه ثمنه. متفق عليه
PENJELASAN :
عام الفتح : كان الفتح في رمضان سنة ثمان من
الهجرة
Tahun pembukaan kota
Makkah, terjadi pada tahun 8 Hijriyah
الخمر : كلّ مسكر (كل مسكر خمر وكل خمر حرام)
Semua yang memabukkan
الميتة : مازالت عنه الحياة لا بذكاة شرعية
Binatang yang mati
karena tidak sesuai dengan penyembelihan secara syara’, hal ini sesuai keadaan,
misalnya sulit dipegang, itu juga sudah bisa dikatakan memenuhi syara’, contoh
burung yang ditembak dengan senapan jika setelah ditembak langsung mati maka
sudah bisa dikatakan sesuai syara’, akan tetapi jika stelah ditembak belum mati
maka disembelih dulu. Begitu juga dengan melepas anjing untuk berburu, ketika
melepasnya menyebut asma Allah SWT.
الاصنام : الوثن, اى ماله جثة (البدن) وكان
مصورا
قيل و العلّة في تحريم بيع الثلاثة الاول هي
النجاسة فعدى الحكم الى تحريم بيع كل نجس
والأظهر أنّه لا دليل نهض على التعليل بذلك, بل
العلة هي التحريم أكلها, فعدى الحكم الى تحريم بيع كل ما حرم أكله
Alasan ketiga benda yang atas itu najis
kecuali berhala (tidak boleh diperjualbelikan), meluas pada semua barang yang
najis itu haram diperjualbelikan. Yang jelas sesungguhnya tidak ada dalil yang menjadi
dasar illatnya najis, itu hanya kesimpulan dari ulama, akan tetapi illat yang
paling dekat bukan karena najis tapi karena barang ini haram dimakan, maka
hukum haram tersebut melebar/meluas kepada memperjualbelikan semua barang yang
haram dikonsumsi.
ولا يدخل في الميتة شعرها وظفرها لأنها لايصدق
عليها اسم الميتة, فيجوز بيعها عند الجمهور
Bulu dan kuku dan yang sejenisnya (seperti
gadingnya gajah, taringnya harimau, tanduknya kerbau) tidak masuk dalam
pengertian bangkai, hal tersebut tidak lazim dikatakan sebagai bangkai (bulu
domba dibuat kain, hal tersebutkan tidak lazim dikatakan sebagai bangkai)
Tidaklah setiap yang haram dimakan haram juga
dimanfaatkan, oleh karena itu maka boleh memanfaatkan yang haram dimakan untuk
apa saja selain dikonsumsi oleh manusia.
ويوجد جوازذلك الإنتفاع ما روي عن ابن عبّاس قال
تُصُدِّقَ على مولاة لميمونة بشاة فماتت فمرّ بها رسول الله صلى الله عليه وسلم
فقال : هلاّ أخذتم إهابها فدبغتموه فانتفعتم به. فقالوا انّها ميتة. فقال إنّما
حرم اكلها. رواه مسلم
Ada hadis penguat tentang kebolehan
memanfaatkan barang tersebut di atas. Hadis dari Ibnu Abbas, dia berkata: Telah
ddiberikan sedekah kepada budak Maimunah dengan seekor kambing lalu kambingnya
mati. Setelah itu Rasulullah lewat didekat bangkai kambing itu, beliau
bersabda: “Kenapa tidak kalian ambil kulitnya, lalu kalian amak lalu kalian
manfaatkan. Sahabat menjawab: itu kambing bangkai ya Rasulullah. Beliau
bersabda: yang diharamkan itu memakannya. Hadis riwayat Muslim.
وانّه صلى الله عليه وسلم سئل عن فأرة وقعت في سمن فقال ان كان جامدا فألقوها وما
حولها وان كان مائعا فاستصبحوابه او انتفعوابه. رواه الطحاوي
Hadis ini juga penguat. Dalam hadis ini
diceritakan tentang tikus yang jatuh ke dalam minyak samin, apabila minyak
tersebut beku maka cukup membunag tikusnya dan yang ada di sekitar tikus
tersebut. Apabila minyak tersebut cair maka minyak tersebut bisa dimanfaatkan.
Hadis tersebut riwayat Bukhari.
قال الحنفية : وكل ما جاز انتفاعه جاز بيعه في
تلك المنفعة
Ulama Hanafiyah berkesimpulan: semua yang
boleh memanfaatkannya boleh menjual untuk manfaat itu.
امّا علة تحريم بيع الاصنام فقيل لأنها لا منفعة
فيها مباحة, وقيل ان كانت بحيث اذا كسرت تنفع باكسارها جاز بيعها
والاولى ان يقال ان علّة تحريم بيع الاصنام
كونها نداالله عند المشركين. فلذا حينما زالت هذه العلّة جاز بيعها
Ada pendapat ulama bahwa diharamkannya menjual
berhala karena tidak ada manfaatnya. Ada pendapat lagi jika dipotong-potong,
pecah-pecah dan bisa dimanfaatkan maka boleh saja.
Apabila berhala tersebut dijual karena untuk
media kemusyrikan maka diharamkan, akan tetapi bila tidak ada unsur kemusyrikan
maka menjualnya boleh. Pengembangannya walaupun bukan patung apabila dipakai
untuk kemusyrikan maka tidak boleh memperjualbelikannya.
PESAN: dilarang menjualbelikan barang-barang apa pun
untuk manfaat yang dihara